Saya masih yakin dan percaya, kalau saya suka berada di tengah kerumunan manusia—setidaknya manusia-manusia yang menularkan energi positif ke sekitarnya. Tahun 2018, menjadi sebuah tahun yang bener-bener baru buat saya, saya akhirnya berani untuk membuka diri, jatuh cinta lagi, melihat sisi dunia dari perspektif orang-orang yang dimabuk kepayang (walau dalam tempo yang sesingkat-singkatnya).
Ada satu hal yang saya sadari saat menginvestasikan perasaan saya sama manusia lain, merawat hubungan sama manusia itu sungguh njelimet dan rentan—satu artikel mojok pernah bilang, "seperti cangkir kopi yang kesenggol" pecah dan berantakan. Sayangnya sebaik apapun saya mencoba merawat semua hal itu, rasanya sulit sekali untuk merawat, di saat saya mesti sama-sama bertahan dari hal-hal tentang diri yang belum rampung.