(I)
dari Selatan Jakarta
saya pandangi matamu lekat-lekat
ada banyak kata yang tak terucap
matamu hanya lari ke jendela
gelas saya yang mengepulkan asap, pelan-pelan menenang
padahal
jam kita terus berdetak
(II)
cetak..cetik...dari samping ada yang mengetik
di belakangmu ada laki-laki dan perempuan yang merokok tak henti-henti dalam perbincangan
ada pula keluarga kecil yang tertawa sambil makan es krim
(III)
orang-orang di sekitar makin bising
semua terasa makin kencang;
bukan..bukan... karena mereka yang nyaring
tapi kita yang tak mau bersuara
aku diam
kamu diam
kita makin kelam
ditelan lekatnya malam
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
ketakukan terbesarku perlahan menghilang, tapi tahun-tahun yang lalu aku menyadari bahwa aku mencarimu di setiap orang sekarang hatiku dipe...
-
Di tengah kejaran deadline (yang dibikin-bikin sendiri) pasti saya selalu kepikiran sebuah ide untuk nulis lagi di blog ini, semalam saya k...
-
"Kalau ditanya apa yang terjadi tahun ini, aku kebanyakan lupa". Siapa sangka memulai tahun ini dengan tergopoh-gopoh justru memb...
-
Banyak hal yang berakhir baik dan mestinya ku syukuri, tapi kadang yang tidak—justru singgah di kepala lebih lama. Pecah telor juga akhirnya...
No comments:
Post a Comment