Saya sedang menyusuri jalan dipenuhi lampu temaram, memandanginya dan entah mengapa seolah buram lama-lama nyalang lampu itu, ah bukan—ternyata, pengkhianat benar mata ini.
Tahun ini terasa begitu memburu, memojokkan—dia cepat sekali, dia tidak beri waktu jeda untuk manusia macam saya ini.
Oktober terlebih, hari ini khususnya segalanya serasa penuh untuk saya. Dari cerita hierarki jawa di tengah manusia super open-minded yang lahir di tengah adat yang menyusutkannya dalam pusaran tanda tanya, cetakan manusia zaman itu dan segala benak tentang 'produk yang dipukul rata' menenggalamkan segalanya. Ada pula kisah tentang orang yang terus menerus mengirimkan aura negatif di tengah situasi positif yang lagi berusaha dibangun. Pun, ada pula kegelisahan sang empu yang tak tahu mau apa dia dengan hidupnya, dan si rapuh yang berusaha mengacaukan langkahnya—hanya karena, ia sedang patah. iya dia mungkin patah dan rusak sudah, memang ruam itu telah menyebar ke pembuluh darahnya jadilah segala rindu, ambisi dan dendam menguasai—menyerupai dosa yang tak ada habisnya.
Ya sudah, manusia memang tempatnya salah dan diburu-buru.
No comments:
Post a Comment